Edelweiss, Edelweiss
Every morning you greet me
Small and white, Clean and bright
You look happy to meet me
Kita yang termasuk anak-anak yang lahir diatas tahun 70an harusnya mengetahui film produksi Jerman ini yang mengisahkan keluarga penyanyi yaitu keluarga Trapp; "The Sound of Music". Namun kali ini bukannya menjelaskan film ini, namun bunga yang dijadikan lagu di dalam film ini, yakni Edelweiss.
Para pecinta alam yang telah menaiki beberapa gunung pasti telah bertemu, merasakan, dan menikmati betapa indahnya hamparan pohon-pohon Edelweiss. Beberapa gunung juga memiliki padang Edelweiss, yang tentunya sangat membuat rindu dengan suasananya apabila kita telah mendatanginya. Jadi inilah bunga yang hidup di ketinggian, Edelweiss.
Anaphalis javanica, sering juga disebut Edelweiss Jawa dan kadang dikenal sebagai Bunga Senduro, merupakan tumbuhan zona alpina atau montana, yaa zona dengan altitude yang tinggi pastinya. Ia dapat tumbuh hingga 8 meter tingginya dan dapat sebesar kaki orang dewasa besar batangnya. Tumbuhan ini sudah termasuk langka, sehingga ia disebut tumbuhan endemik yang kini tumbuh di berbagai dataran tinggi dan pegunungan di seluruh bumi Nusantara ini.
Tumbuhan ini mendominasi pada tanah vulkanis yaitu tanah hasil pelapukan bahan padat -batuan dan abu- dan bahan cair -lahar- yang dikeluarkan gunung berapi. Ia mampu mempertahankan hidupnya di lahan yang tandus, mengapa? karena akar-akarnya dapat memperluas jangkauannya dalam mencari kebutuhan yang dapat melangsungkan hidupnya, yakni zat hara.
Daunnya memanjang, berbulu, dan memiliki bunga di tengahnya yang berwarnya putih dan kuning di bagian mahkotanya. Bunganya lebat bermekaran sekitar bulan April hingga Agustus. Kalau bunga-bunga ini sudah lebat, mereka sangat disukai para serangga seperti lebah, kupu-kupu, lalat, dan masih banyak lagi. Bunga ini pun dapat hidup selama 100 tahun, karena itu bunga ini disebut juga bunga abadi, tak akan layu walaupun dipetik -Tapi jangan dipetik juga. DILARANG-. Mereka pun lebih banyak ditemukan d tempat yang panas terik dan daerh terbuka, karena tidak dapat bersaing di tempat yang lembab dan tertutup, dan juga tinggal di ketinggian antara 1700 hingga 2800 mdpl (meter diatas permukaan laut).
Apabila tumbuhan ini dibiarkan tumbuh berkembang, pastinya bukan tidak mungkin mereka dapat tumbuhhingga 8 meter tingginya, dan batang-batangnya akan menjadi kokoh sehingga menjadi tempat tinggal favorit bagi burung Tiong-batu licik atau dengan nama latinnya Myophonus glaucinus, burung endemik Indonesia.
Di Austria dan Jerman, bunga ini dilambangkan sebagai Love Charm atau jimat cinta, karena bungan ini memiliki pesona yang sangat luar biasa untuk diberikan kepada pasangan perempuan mereka, sehingga lebih dari 50 pria Austria dan Jerman nekat yang mendaki gunung terdekat, namun berakhir dengan kematian.
Pesona bunga edelweiss lah yang membuat banyak pendaki gunung mendaki. Keindahan, pesona, langka, dan hanya terdapat di ketinggian lah bahan bakar para pendaki untuk bisa bertemu dengan bunga ini. Kecintaan yang hakiki kepada bunga bukanlah dengan memetiknya, namun membiarkan ia hidup dengan pohonnya, karena kadang cinta tidak selalu berhubungan dengan rasa ingin memiliki. Aseq.
(Anas)
Edelweiss: Bunga dari Ketinggian